Mekanika Fluida Tegangan permukaan dan kapilaritas
MEKANIKA FLUIDA
Tegangan permukaan merupakan gaya
yang diakibatkan oleh suatu benda yang berkerja pada permukaan zat cair
sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Tegangan permukaan diakibatkan
karena gaya yang bekerja pada zat cair tersebut. Dalam keadaan diam, permukaan
zat cair akan membuat gaya tarik ke segala arah kecuali ke atas. Hal itulah
yang menyebabkan adanya tegangan permukaan.Dalam peristiwa sehari-hari dapat diamati seperti :
- serangga dapat berjalan diatas permukaan air
- jarum atau silet dapat diletakkan di atas permukaan air dengan hati-hati
- kecenderungan tetes air berbentuk bola.
Fenomena ini menunjukkan permukaan air mempunyai semacam stress tekan atau
tegang muka zat cair. Tegangan permukaan zat cair
merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Molekul cairan biasanya saling
tarik-manarik. Oleh karena itu, terdapat gaya total yang besarnya nol pada
molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan yang
terletak dip ermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan
bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke
bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut
sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan
seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Dengan sifat tersebut zat
cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya.
Tegangan permukaan air berhubungan
dengan kemampuan air untuk membasahi benda. Makin kecil tegangan permukaan air,
makin baik kemampuan air untuk membasahi benda, dan ini berarti kotoran-kotoran
pada benda lebih mudah larut dalam air. Balon sabun adalah film tipis dari air
sabun dengan permukaan warna-warni. Balon sabun biasanya hanya berusia beberapa
detik kemudian buyar sendiri atau karena menyentuh benda lain. Sering digunakan
untuk permainan anak-anak atau pertunjukan seni. Kulit balon sabun terdiri dari
lapisan tipis air yang terjebak di antara dua lapisan molekul, biasanya sabun.
Balon sabun terbentuk karena permukaan cairan (biasanya air) memiliki tegangan
permukaan, yang menyebabkan lapisan itu elastis. Namun balon yang dibentuk dari
cairan saja tidak stabil seperti sabun harus dilarutkan di dalamnya untuk
membuat balon stabil. Balon sabun yang ditiupkan di udara dengan suhu di bawah
-250C, balon akan membeku di udara dan dapat pecah ketika jatuh ke
tanah. Gelembung atau balin sabun berbentuk bulat karena dipengaruhi oleh
adanya tegangan permukaan.
Gelembung sabun memiliki dua selaput
tipis pada permukaannya dan di antara kedua selaput tipis tersebut terdapat
lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan menyebabkan selaput berkontraksi
dan cenderung memperkecil luas permukaannya. Ketika selaput air sabun
berkontraksi dan berusaha memperkecil luas permukaannya, timbul perbedaan
tekanan udara di bagian luar selaput (tekanan atmosfir) dari tekanan udara di
bagian dalam selaput. Tekanan udara yang berada di luar selaput turut mendorong
selaput air sabun ketiaka ia melakukan kontraksi, karena tekanan udara di
bagian dalam selaput lebih kecil. Setelah selaput berkontraksi, maka udara di
dalamnya (udara yang terperangkan di antara dua selaput) ikut tertekan,
sehingga menaikkan tekanan udara di dalam selaput sampai tidak terjadi
kontraksi lagi. Dengan kata lain, ketika tidak terjadi kontraksi lagi, besarnya
tekanan udara di antara dua selaput sama dengan jumlah tekanan atmosfir dengan
gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput.
Secara sederhana gaya permukaan zat cair dapat
dinyatakan sebagai gaya per satuan panjang :
g
=
koefisien tegang muka. Gaya
ini berkurang dengan meningkatnya temperatur dan berubah jika ada
larutan-larutan lain. Umumnya gaya per satuan panjang diukur pada suhu 20◦C ,
misalnya untuk air sebesar
73 dyne/cm = 0, 073 N/m
1 dyne = 10−5N/m.
Jika zat cair bersentuhan dengan udara
atau zat lainnya, maka gaya tarik menarik antara molekul tidak seimbang lagi
dan menyebabkan molekul-molekul pada permukaan zat cair melakukan kerja untuk
tetap membentuk permukaan zat cair. Kerja yang dilakukan oleh molekul-molekul
pada permukaan zat cair tersebut dinamakan tegangan permukaan (s). Tegangan
permukaan hanya bekerja pada bidang permukaan dan besarnya sama di semua titik.
Beda Tekanan :
Beda tekanan di sini berhubungan tegang muka dengan
tekanan udara luat. Beda Tekanan P – Pο adalah tekanan yang
menyebabkan adanya gaya yang bekerja pada tiap elemen permukaan zat cair yang
arahnya tegak lurus permukaan. Resultan gaya pada tetes cairan adalah
Dimana
A = Luas permukaan pada tetes cairan.
Berikut ini beda tekanan pada tetes air dengan gelembung sabun
Tegangan permukaan bertanggung jawab
atas tetesan cairan. Meskipun mudah cacat, tetesan air cenderung ke dalam
bentuk bola dengan kekuatan kohesif dari lapisan. Dengan tidak adanya kekuatan
lain, termasuk gravitasi, tetesan hampir semua cairan akan berbentuk bulat
sempurna. Bentuk bulat meminimalkan “ketegangan dinding” yang diperlukan dari
lapisan permukaan sesuai dengan hukum Laplace.
- Tegangan Uap
Tekanan
uap adalah tekanan suatu uap pada kesetimbangan dengan fase bukan uap-nya.
Semua zat padat dan cair memiliki kecenderungan untuk menguap menjadi suatu
bentuk gas, dan semua gas memiliki suatu kecenderungan untuk mengembun kembali.
Pada suatu suatu suhu tertentu, suatu zat tertentu memiliki suatu tekanan
parsial yang merupakan titik kesetimbangan dinamis gas zat tersebut dengan
bentuk cair atau padatnya. Artinya, suatu fluida dikatakan mencapai tekanan uap
air jenuh ketika telah mencapai kesetimbangan jumlah antara molekul fluida yang
menguap dan molekul fluida yang kembali mengembun ke dalam fluida.
Titik
ini adalah tekanan uap zat tersebut pada suhu tersebut. Tekanan uap suatu cairan
bergantung pada banyaknya molekul di permukaan yang memiliki cukup energi
kinetik untuk lolos dari tarikan molekul-molekul tetangganya. Jika dalam cairan
itu dilarutkan suatu zat, maka kini yang menempati permukaan bukan hanya
molekul pelarut, tetapi juga molekul zat terlarut. Karena molekul pelarut di
permukaan makin sedikit, maka laju penguapan akan berkurang. Dengan pekataan
lain, tekanan uap cairan itu turun. Makin banyak zat terlarut, makin besar pula
penurunan tekanan uap.
- Kapilaritas
Gejala kapiler atau kapilaritas
adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler disebabkan
oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair (adhesi dan kohesi) Gaya kohesi adalah tarik-menarik antara molekul-molekul di dalam suatu zat
cair.
Gaya adhesi
adalah tarik menarik antara molekul dengan molekul lain yang tidak sejenis,
yaitu bahan wadah di mana zat cair berada.
Seperti sebuah barometer dengan pipa
kapiler yang diisi dengan air raksa dan sebagian lagi ruang hampa udara
(vakum). Perhatikan bahwa ketinggian air raksa di pusat tabung lebih tinggi
dari pada tepi, membuat permukaan atas dari raksa berbentuk kubah. Pusat massa
dari seluruh kolam air raksa akan sedikir lebih rendah jika permukaan atas
raksa yang datar selama crossection seluruh tabung.
Gejala
kapiler pada meniscus cekung (air) akan naik di dalam pipa kapiler, makin kecil
lubang pipa kapiler makin tinggi naiknya zat cair.
Pada meniskus cembung (raksa) akan
turun di dalam pipa kapiler, Makin kecil lubang pipa kapiler, maka makin rendah
penurunan zat cair.Gejala kapiler tergantung pada kohesi dan adhesi.
1.
Dalam
kehidupan sehari-hari gejala kapilaritas sering kita temui misalnya:
2.
Naiknya
minyak melalui sumbu kompor.
3.
Penghisapan
air dari tanah oleh akar tanaman menuju dau melalui pembuluh kayu pada batang.
4.
Air
membasahi dinding kamar mandi sehingga dinding menjadi lembab.
5.
Penghisapan air
pada lantai dengan kain pel.
6.
Penghisapan air
pada badan setelah mandi dengan handuk.
0 Response to "Mekanika Fluida Tegangan permukaan dan kapilaritas"
Post a Comment
silahkan untuk berkomentar disini ,,,,,